“Nggak kerasa, sudah mau habis cuti hamil 3 bulanan. Tinggal 1,5 bulan lagi harus kembali bekerja. Karena selama ini Nadya menyusu langsung (direct breastfeed), jadi saya tidak sempat memompa. Masih sempat nggak, ya bikin stok ASI perah (ASIP) untuk Nadya? Gimana sih manajemen ASIP yang benar supaya ASI terjaga kualitasnya plus saya tetap lancar mengASIhi? – Renata, 29 tahun.
Tak hanya ibu bekerja, tapi kondisi seperti ibu dengan ASI berlimpah, kondisi anak prematur, atau sekedar membuat stok untuk keadaan darurat, ASI perah menjadi pilihan untuk tetap mengASIhi walau tidak secara langsung. ASI perah juga bisa jadi solusi untuk mereka yang ingin menambah produksi ASI, lho. Begini caranya:
• ASI bekerja dengan cara supply and demand, yaitu semakin banyak permintaan (demand) makin banyak pula ASI yang diproduksi (supply). Permintaan di sini bisa dalam bentuk bayi yang menyusu terus menerus, bisa juga rangsangan saat memerah.
• Pada contoh kasus Renata, jika ingin menambah produksi untuk stok bekerja coba lakukan ini:
1. Saat bayi menyusu payudara kanan, tampunglah ASI yang menetes di bagian kiri lalu peras atau pompa bersamaan dengan menyusui. Lakukan pula sebaliknya.
2. Beri waktu jeda dua jam pasca menyusui lalu perah atau pompa ASI. Jika kurang dari dua jam bayi sudah kembali menyusu, maka lakukan kembali cara pertama.
Baca: Nursing Strike: Saat Bayi Mogok Menyusu
3. Produksi ASI terbaik adalah di waktu tengah malam, jadi jangan sia-siakan waktu terbaik di malam hari ketika bayi tertidur. Baiknya, perah atau pompa ASI tiap 2 jam sekali.
4. Perah atau pompa ASI saat bekerja dengan jeda 2 jam dan perah hingga payudara terasa kosong.
5. Jangan lupa untuk memijat payudara sebelum memompa, untuk melancarkan ASI sekaligus menghindari gumpalan yang bisa berujung penyumbatan.
Bagaimana menyimpan dan menghangatkan ASIP yang benar?
Pertama, cuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI dan menyimpannya
Pastikan wadah dalam kondisi bersih dan steril dengan mencuci bersih dan bilas dengan air panas. Biarkan kering sendiri. Untuk ASIP, botol kaca dengan tutup rapat berbahan bebas bisphenol A sangat dianjurkan.
Setelah ASI dimasukkan ke dalam botol, jangan lupa beri nama anak dan tanggal produksi ASIP. Untuk ASIP yang diletakkan di kulkas bawah, daya tahannya hanya 24 jam. ASIP yang disimpan dalam freezer bisa tahan selama 3 hingga 6 bulan tergantung suhu penyimpanan. Jika ia disimpan tanpa ada bahan lain di dalam kulkas, maka akan aman untuk digunakan selama 6 bulan berikutnya. Jangan simpan ASIP yang sudah dicairkan, ya!
Baca: Menyusui Bisa Cegah Kehamilan, Tapi Cermati Syaratnya
Satu lagi, jangan mengocok ASIP karena akan merusak komponen penting dalam susu. Jika ingin mencapurkan krim dan cairan yang tidak merata di botol cukup putar kontainer secara perlahan hingga tercampur sempurna.
ASI tidak perlu dihangatkan, banyak ibu yang memberikannya secara dingin. Namun, jika ingin dihangatkan, turunkan suhu secara perlahan. Keluarkan ASIP dari freezer satu malam sebelumnya ke kulkas bawah, tunggu hingga mencair. Keluarkan dan masukkan ke dalam botol yang direndam dengan air hangat. Berikan saat suhu sehangat kuku dan langsung habiskan.
Oh ya, jangan memanaskan ASIP dalam microwave, ya! ASIP yang dipanaskan dengan microwave akan kehilangan komponen susunya dan membentuk bagian panas tidak merata yang bisa melukai bayi.
Tak perlu khawatir rasa ASI yang sedikit berubah saat dihangatkan akibat hancurnya komponen lemak, karena kondisi ini masih aman untuk dikonsumsi. Lalu, apabila ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, hangatkan ASI hingga muncul gelembung pada bagian tepi (jangan sampai mendidih) lalu segera dinginkan dan bekukan. Ini bisa menghentikan aktivitas lipase pada ASI. Dalam kondisi ini pun, ASI masih lebih baik ketimbang susu tambahan.
Jadi, tetap semangat mengASIhi ya!