Mungkin kita adalah salah satu orang yang pernah merasakan sulitnya menyusui. Proses mengASIhi yang selama ini tampak mudah dan natural ternyata disertai dengan banyak drama: puting lecet, tak ada ruang laktasi di kantor, bahkan kita sempat diuji dengan Covid-19. Jika kemudian proses menyusui jadi terhambat, kebanyakan ibu akan merasa bersalah. Padahal, sukses tidaknya seorang ibu untuk menyusui bayinya tak hanya menjadi tanggung jawab sang ibu, tapi juga lingkungan sekitarnya. 

Tema inilah yang diangkat dalam Pekan Menyusui Dunia (World Breastfeeding Week) tahun 2021, yaitu “Perlindungan Menyusui Tanggung Jawab Bersama”. Artinya, ibu menyusui membutuhkan perlindungan agar bisa lancar menyusui. Bentuk perlindungannya adalah berupa dukungan dari seluruh pihak, mulai dari keluarga, komunitas, sistem kesehatan, tempat kerja, pemerintah, hingga tingkat global.

Hingga tingkat global?

Betul. Pernah dengar tentang susu formula untuk bayi yang seharusnya masih menerima ASI? Produk Pengganti ASI –begitu sebutannya- masih dipromosikan secara masif lewat berbagai cara. Padahal, ada peraturan global yang melarang hal ini, yaitu Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI. Sayangnya, laporan yang disusun oleh AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) menunjukkan terjadinya pelanggaran promosi susu pengganti ASI tersebut di media digital dan media sosial selama setahun pertama pandemi Covid-19. Hal ini tentu berpotensi membuat ibu beralih ke susu formula saat proses menyusui mengalami kendala.

Pandemi bisa menjadi kesempatan untuk menyusui

Meskipun kegiatan marketing produk pengganti ASI meningkat saat pandemi, ternyata kesempatan untuk menyusui bayi secara langsung pun juga meningkat, lho. Para ibu bekerja yang harus WFH (work from home) bisa kembali menyusui bayi secara langsung, juga merawatnya sendiri. Meskipun demikian, peran lingkungan sekitar akan menentukan kesuksesan proses ini. Mengapa? Karena selama pembatasan sosial ini, peran ibu di rumah menjadi berlipat. Lancar menyusui membutuhkan rasa rileks dari ibu, yang tentu bisa didapat jika anggota keluarga lain saling membantu mengerjakan tugas rumah tangga sehingga ibu tidak kelelahan.

Lindungi dengan vaksin

Dukungan lain yang diperlukan ibu untuk dapat sukses menyusui saat ini adalah vaksin. Covid-19 di tahun 2021 ini didominasi oleh varian Delta yang lebih cepat menular dan menginfeksi semua kelompok usia termasuk ibu hamil. Banyak kasus ibu yang tak bisa menyusui bayinya karena harus dirawat terpisah saat sang ibu positif Covid-19. 

Kabar baiknya, pedoman terbaru Kementerian Kesehatan RI membolehkan pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) serta menyusui tanpa memandang status COVID–19, seperti rekomendasi WHO. 

Ninik Sukotjo selaku spesialis nutrisi dari UNICEF menambahkan bahwa ibu menyusui berhak mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan bisa terus menyusui setelah vaksinasi. Ibu yang positif Covid-19 pun bisa tetap menyusui bayinya dengan protokol kesehatan yang ketat demi optimalnya kesehatan bayi.

Baca: Ini Syarat Vaksin untuk Ibu Hamil, Menyusui, serta Anak Usia 12-17 Tahun

Dukungan virtual AIMI

Sebagai organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan angka menyusui di Indonesia, AIMI juga mengadakan SELAMI (Sesi Online AIMI) yang mengajak masyarakat untuk mempersiapkan diri memulai masa menyusui serta MPASI. Hal ini juga menjadi bentuk dukungan bagi ibu menyusui dan calon ibu agar tetap bisa sukses menyusui selama pandemi.

Untuk para ibu menyusui, jangan ragu meminta dukungan orang-orang terdekat agar proses menyusui lancar, ya! Untuk kita yang menjadi lingkaran terdekat ibu menyusui, dukungan kita akan sangat berharga apapun bentuknya. Yuk, saling support saling bantu demi generasi penerus yang lebih sehat dan cerdas!

Ingin mengetahui lebih detil teknik menyusui yang benar langsung dari Nia Umar, Ketua Umum AIMI? Ikuti kelasnya di www.demikita.id!

 

Foto diambil dari Freepik (pressfoto).