Menyusui merupakan salah satu bentuk KB alami. Dikenal juga dengan sebutan MAL (Metode Amenore Laktasi), yaitu metode kontrasepsi yang bersifat sementara pasca persalinan dengan cara menghambat ovulasi. Usai persalinan, peningkatan hormon prolaktin (hormon pembentukan ASI) menyebabkan penurunan hormon lain seperti LH dan estrogen yang diperlukan untuk pemeliharaan siklus menstruasi. Akibatnya ovulasi tidak terjadi. Untuk ibu yang menyusui anaknya secara adekuat (ASI eksklusif tanpa susu tambahan), maka ia tidak dapat hamil untuk sementara.

Baca: Pentingnya Mengetahui Ovulasi dan Masa Subur

“Berarti kalau saya menyusui penuh, tanpa alat KB lain saya bisa menghindari kehamilan?”

Untuk sementara, iya. Dengan syarat :

  • Ibu menyusui bayi secara eksklusif (penuh atau hampir penuh selama 24 jam dalam sehari termasuk malam hari). Ibu harus menyusui bayi setidaknya 10-12 kali dalam sehari, dan menghindari jarak menyusui lebih dari 4 jam. Plus, bayi harus menghisap payudara ibu secara langsung. 
  • Bayi berusia kurang dari 6 bulan. Kenapa? Karena bayi yang berusia lebih dari 6 bulan dan sudah diberikan MPASI maka pemberian ASI akan berkurang. 
  • Belum terjadi menstruasi. Apabila ibu sudah mengalami menstruasi, maka metode ini tidak lagi dapat digunakan karena ovulasi terjadi setelah menstruasi. Menstruasi berbeda dengan pendarahan (nifas) sebelum 56 hari pasca persalinan, ya. Untuk ibu yang menyusui secara eksklusif, ovulasi tidak akan terjadi hingga 10 minggu pasca persalinan. 

“Saya sudah keluar menstruasi ketika bayi masih berusia dua bulan. Padahal saya menyusui eksklusif, bisakah saya hamil?”

Jika sudah terjadi menstruasi, maka metode MAL tidak lagi bisa menjadi efektif. Ovulasi bisa terjadi, dan benar ada kemungkinan untuk hamil (lagi). MAL juga memiliki risiko kehamilan tinggi jika kita tidak menyusui bayi dengan benar. Dimulai dari kurangnya persiapan menyusui sesaat setelah melahirkan. Kita dianjurkan untuk segera menyusui dalam 30 menit sampai 1 jam pasca persalinan (Inisiasi Menyusui Dini), ditambah pola pemberian ASI yang on demand alias menyusui tiap saat bayi membutuhkan langsung dari kedua payudara.  

“Kondisi apa lagi yang menyebabkan MAL tidak lagi efektif?”

Jika ada kondisi seperti kesulitan bayi menyusu pada Ibu, ada infeksi payudara, ibu positif terkena HIV dan masalah lain yang berhubungan dengan menyusui secara eksklusif pada bayi maka MAL menjadi tidak lagi efektif. Selain itu MAL tidak dianjurkan untuk ibu yang bekerja atau memiliki aktivitas lain sehingga tidak dapat menyusui secara langsung setidaknya 10-12 kali dalam sehari. Ada baiknya untuk menggunakan metode kontrasepsi lain yang aman untuk ibu menyusui. 

Baca: Pengobatan HIV Saat Hamil

Jika MAL sudah tidak efektif, apa pilihan KB yang terbaik di masa menyusui? 

1. Suntikan progestin 

Suntikan dengan bahan yang menyerupai hormone progesteron ini aman untuk digunakan saat masa menyusui dan tidak menggangu produksi ASI. Ada dua macam suntikan progestin, yaitu Depo medroksiprogesteron asetat yang diberikan setiap 3 bulan di daerah bokong dan Depo noretisteron enanatat yang diberikan tiap 2 bulan. 

2. Pil mini 

Pil ini hanya mengandung progestin sehingga aman terhadap produksi ASI. Hanya saja, kita perlu sangat disiplin dalam mengonsumsinya karena harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama. Apabila kita lengah dan lupa mengonsumsi satu pil saja maka kegagalan dari metode kontrasepsi ini menjadi lebih besar. 

3. Implan atau susuk 

Merupakan kapsul batang kecil yang mengandung hormon progestin dan dipasang di bawah kulit. Metode ini efektif selama 3-5 tahun tergantung jenis implan yang dipilih. Metode ini tidak mengganggu ASI dan bisa kembali subur setelah pencabutan. 

4. IUD (AKDR/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 

IUD terdiri dari bahan plastik polietilena yang berfungsi mencegah kesuburan dengan kandungan yang bisa menyebabkan reaksi inflamasi steril yang toksik pada sperma sehingga tidak mampu untuk membuahi sel telur. Idealnya IUD dipasang dalam 10 menit setelah plasenta lahir pada persalinan normal dan atau pada persalinan sesar. Untuk pascar persalinan, IUD dipasang antara 10 menit – 48 jam pasca persalinan atau empat hingga enam minggu (42 hari) setelah melahirkan. 

5. Kondom 

Ini adalah metode termudah namun dengan efektivitas yang rendah dibandingkan metode lainnya. merupakan sarung karet lateks yang dilapisi pelicin dan dipasang pada penis yang ereksi sehingga sperma tidak tercurahkan ke dalam saluran reproduksi wanita.  

Ketika MAL tidak lagi menjadi efektif, jangan hiraukan fakta bahwa memberi jarak pada kehamilan adalah penting. Selain untuk kesehatan ibu dan bayi, menyusui secara eksklusif selama setidaknya dua tahun memberikan manfaat jangka panjang pada bayi dan mencegah risiko terjadinya stunting di kemudian hari. Ketika sudah tidak lagi bisa menggunakan MAL sebagai metode kontrasepsi, segera konsultasikan pada dokter pilihan KB yang tepat sesuai kondisi kita ya!