Beberapa hari setelah belanja ke supermarket, Anda mendadak sakit tenggorokan disertai batuk. Pikiran pun mulai melayang ke Covid-19. Apakah ini gejala positif Covid-19 atau mungkin hanya kebanyakan minum es kopi favorit? Kalau memang Covid-19, mengapa indera penciuman masih berfungsi? Anda tahu, untuk memastikannya bisa melakukan rapid test antigen. Namun, rasa takut menyergap jika hasilnya positif. Anda pun memutuskan untuk melihat perkembangan gejala tersebut sembari minum obat penurun panas, minum jahe hangat, dan beristirahat. Tepatkah hal tersebut?

Kenali dulu gejala ringan Covid-19

Memang, sakit tenggorokan, batuk, demam adalah keluhan kesehatan yang umum dialami. Namun, datangnya pandemi Covid-19 membuat orang menjadi waswas karena ketiga keluhan tersebut merupakan gejala ringan terjadinya infeksi virus SARS-CoV-2. 

Sejumlah gejala lain juga bisa menjadi pertanda bahwa Anda mungkin positif Covid-19, seperti: 

-pilek dan bersin

-hidung tersumbat

-hilang penciuman/anosmia

-hilang rasa pengecap/ageusia

-sakit kepala

-nyeri otot 

-nyeri tulang

-nafsu makan menurun

-mual, muntah, nyeri perut

-diare

-iritasi mata

-kemerahan pada kulit

-perubahan warna pada jari kaki

Selama tidak disertai sesak napas, frekuensi napas masih dalam rentang normal (12-20 kali per menit), serta saturasi oksigen ≥ 95%, maka gejala yang disebutkan di atas masih tergolong ringan.

Bagaimana dengan gejala sedang dan berat?

Gejala sedang sama dengan gejala-gejala di atas, hanya saja frekuensi napas 12-30x per menit dan saturasi oksigen ≥ 94%. Pada gejala berat, selain gejala di atas, saturasi napas sudah di bawah 95% dengan frekuensi napas di atas 30x per menit. 

Baca: Happy Hypoxia, Berkurangnya Oksigen Tanpa Gejala

Apa yang harus dilakukan jika mengalami satu atau beberapa gejala ringan tersebut?

1. Swab rapid antigen

Meskipun rapid test antigen masih kalah akurat dibandingkan swab PCR, namun rapid antigen memberikan hasil yang lebih cepat. Kementerian Kesehatan pun masih menyarankan penggunaan rapid antigen untuk mengetahui status Covid seseorang. Lakukan rapid antigen segera setelah mengalami gejala. 

2. Isolasi mandiri sembari menunggu hasil tes

Selama menunggu hasil tes, jangan bepergian atau kontak dengan orang lain terlebih dahulu. Hal ini untuk mengantisipasi apabila gejala tadi ternyata benar disebabkan oleh Covid-19.

3. Swab PCR jika hasil positif

Ketika hasil rapid antigen positif, lakukan swab PCR untuk mengonfirmasi keberadaan virus SARS-CoV-2. 

4. Lanjutkan isolasi mandiri 

Jika hasil PCR positif juga, lakukan isolasi mandiri minimal selama 10 hari (atau lebih hingga gejala menghilang). Setelah bebas gejala, lakukan isolasi mandiri selama 3 hari.

Bagaimana jika hasil swab PCR negatif tapi bergejala?

Jika hasil swab PCR negatif, gunakan masker dan jaga jarak dengan orang lain sampai keluhan-keluhan yang dirasakan hilang. Alasannya, banyak orang yang mengalami gejala yang sangat mengarah ke Covid-19 (seperti dari hasil rontgen dan cek darahnya), namun hasil PCR-nya negatif. 

Bagaimana dengan obatnya? 

Boleh saja membeli obat untuk meredakan setiap gejala yang muncul, misal obat batuk, obat pilek, maupun pereda nyeri. Obat generik maupun obat bermerk tidak masalah. Jika ingin membeli tanpa resep dokter, pilih obat dengan logo biru atau hijau.

Bila Anda melakukan swab PCR di laboratorium yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan, kini ada pemberian obat gratis bagi mereka yang positif Covid-19. Untuk mendapatkannya, Anda akan dihubungi oleh pihak Kemenkes.

Perlukah multivitamin dan immune booster?

Vitamin atau immune booster boleh dikonsumsi. Vitamin C, D3, dan Zinc amat disarankan, minimal 14 hari bertutut-turut. 

Gunakan sesuai petunjuk pemakaian yg ada di label/kemasan produk, ya.

Kapan harus ke dokter?

Jika batuk tak kunjung berhenti atau terasa sangat mengganggu, ada sesak napas, atau badan sangat lemas, dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter. Manfaatkan layanan telekonsultasi yang disediakan oleh beberapa aplikasi kesehatan jika untuk menghindari kunjungan ke rumah sakit. 

Jika saturasi oksigen turun di bawah 95%, lakukan proning atau gunakan tambahan oksigen. Namun, Anda perlu segera ke IGD bila masih mengalami sesak napas dan saturasi oksigen terus menurun meskipun proning telah dilakukan dan tambahan oksigen telah diberikan. 

 

 

 

Foto diambil dari Freepik