Kelelahan, terkadang mual, dan sakit kepala adalah gejala yang lazim terjadi pada wanita hamil. Tapi, tak menutup kemungkinan juga bahwa ini adalah gejala dari anemia, yaitu sebuah kondisi di mana kita tidak memiliki sel darah merah yang cukup untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Akibatnya, gejala seperti lelah, mual, sesak napas, dan wajah terlihat pucat pun muncul. Di Indonesia sendiri, menurut data dari Kementerian Kesehatan RI di tahun 2018 ada 48,9% wanita hamil di Indonesia yang terkena anemia. Hampir separuhnya! Inilah mengapa pentingnya kita paham mengenai anemia (terutama) ketika sedang hamil. 

Saat hamil menjadi rentan kena anemia, kenapa ya? 

Tubuh kita menggunakan zat besi untuk membuat hemogblobin (protein di dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke dalam jaringan). Ketika hamil, kita membutuhkan dua kali lipat zat besi untuk mensuplai oksigen pada bayi. Saat tidak memiliki cadangan zat besi lebih, atau tidak mensuplai lebih banyak zat besi dari biasanya, maka ada kemungkinan terjangkit anemia akibat kurang zat besi. 

Adakah pengaruhnya pada bayi? 

Tentu ada, jika mengalami anemia berat selama kehamilan bisa berimbas pada kemungkinan lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, serta depresi pasca persalinan. Tak pula menutup kemungkinan meningkatnya risiko kematian bayi mendadak sebelum atau pasca persalinan. 

Baca: Ini Kriteria Bayi Lahir yang Dirawat di NICU

“Saya wanita hamil yang baru saja melahirkan anak pertama, dengan jarak kurang dari dua tahun. Apakah saya memiliki risiko anemia?”

Betul, jarak dekat antara satu kelahiran dan yang lain memiliki risiko terkena anemia. Selain itu, ada pula wanita hamil yang memiliki risiko anemia seperti kehamilan kembar, mual muntah berlebih selama hamil (hipermesis gravidarum), kurang mengonsumsi zat besi, sempat menstruasi banyak sebelum hamil, dan memang memiliki riwayat anemia sebelum hamil (atau pada kehamilan sebelumnya). 

Bagaimana membedakan kondisi kehamilan dengan gejala anemia?

Umumnya, gejala anemia memang mirip dengan kondisi hamil pada umumnya, yaitu: 

  • Kelelahan 
  • Merasa lemah 
  • Wajah pucat atau kekuningan 
  • Detak jantung yang tak beraturan 
  • Napas pendek 
  • Pusing atau rasa melayang 
  • Nyeri dada 
  • Tangan dan kaki terasa dingin (keringat dingin) 
  • Sakit kepala 

Untuk memastikan apakah kita terkena anemia, hanya dengan cara tes darah anemia selama kehamilan. Perhatikan juga tingkat lelah yang kita rasakan. Jika dirasa terlalu berat atau ada gejala di atas yang lebih parah, jangan segan untuk segera menghubungi dokter. 

Baca: Apa yang Harus Dilakukan Bila Terkena Anemia

Yuk, cegah anemia saat hamil dengan 2 cara ini!

Pertama, vitamin hamil biasanya mengandung zat besi. Dengan rajin mengonsumsi vitamin dengan zat besi tinggi bisa membantu mencegah dan mengatasi anemia selama hamil. Jika memang membutuhkan jumlah lebih, biasanya dokter akan memberikan tambahan suplemen yang terpisah. Wajarnya, ibu hamil membutuhkan 26mg zat besi per hari di trimester pertama, 9 mg di trimester kedua, dan di trimester ketiga butuh tambahan 13 mg zat besi. 

Kedua, tentunya lewat nutrisi yang baik. Konsumsi daging merah, ungags, dan ikan yang mengandung zat besi tinggi. Walau zat besi dari produk hewani lebih mudah diserap, namun protein nabati juga tak kalah penting. Seimbangkan dengan asupan vitamin C dari jeruk, tomat, atau stroberi. Perlu diingat, konsumsi zat besi sebaiknya tidak bersamaan dengan kalsium, karena kalsium bisa mengurangi tingkat penyerapan zat besi. Baiknya beri jarak jeda waktu mengonsumsinya.

Terlanjur mengalami anemia saat hamil, apa yang perlu dilakukan ya? 

Tentunya, penambahan zat besi akan dianjurkan bila tak ada kondisi lain yang memberatkan. Sudah minum zat besi tambahan tapi masih juga anemia? Maka dokter spesialis darah (hematologist) biasanya akan menyarankan tes darah untuk memastikan indikasi anemia, lalu diberi pengobatan berdasarkan hasil. Lalu, jika kita memiliki riwayat gastric bypass (operasi perut bawah) dan tidak bisa mengonsumsi zat besi secara oral, maka dianjurkan untuk menambah zat besi lewat bantuan infus. 

Pentingnya zat besi di kala hamil tak hanya berdampak pada ibu namun juga bayi yang dikandung. Karenanya, jangan abaikan pentingnya asupan zat besi selama hamil ya! 

 

 

<a href='https://www.freepik.com/photos/people'>People photo created by jcomp - www.freepik.com</a>